GELUMBANG-
Kecelakaan maut terjadi di perlintasan Kereta Api (KA) tanpa palang pintu di
Dusun 1 Desa Sigam, Kecamatan Gelumbang. Kemarin (29/12), sekitar pukul 10.30
WIB. Korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian setelah sempat terseret 15
meter lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor Honda Vario nopol BG
3872 OD. Warga Kampung 2 Desa Sigam 1 itu tertabrak kereta api penumpang Serelo
jurusan Kertapati-Lubuk Linggau No Lok 201-9301. “penyebab terjadinya laka
lantas tersebut diduga karena pengendara motor tidak memperhatikan kereta api
yang akan melintas sehingga tertabrak.” Ujar AKBP Nuryanto di damping Kasubag
Humas Iptu Arsyad AR melalui kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok
Kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan
saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari kampung 3
hendak menuju ke kampung 1 desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di perlintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang
kereta api jurusan Kertapati-Lubuk Linggau melaju dari arah kanan. Lantaran
jarak sudah dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. “dari keterangan
saksi, tubuh korban sempat terseret kerta api hingga sejauh 15 meter dan
terpental kea rah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih.” Ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke
Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum
et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan
telah di amankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah
berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. “Anak-anak korban semuanya
tinggal di pulau jawa.” Ujar nursalam. Pada hari kejadian, menurut Nursalam,
Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. “Mungkin karena umurnya
yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat.” Tukas
Nursalam. (roz/vin/ce2)
Sumber :Sumatera
Ekspres hal.4 Berita Utama edisi Rabu, 30 Desember 2015
MUARA ENIM - Kecelakaan maut terjadi
di pelintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam,
Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban
tewas mengenaskan di lokasi kejadian setelah sempat terseret 15 meter
lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
MUARA ENIM - Kecelakaan maut terjadi
di pelintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam,
Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban
tewas mengenaskan di lokasi kejadian setelah sempat terseret 15 meter
lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
MUARA ENIM - Kecelakaan maut terjadi
di pelintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam,
Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban
tewas mengenaskan di lokasi kejadian setelah sempat terseret 15 meter
lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
MUARA
ENIM - Kecelakaan maut terjadi di pelintasan kereta api (KA) tanpa
palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam, Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12)
sekitar pukul 10.30 WIB. Korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian
setelah sempat terseret 15 meter lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
MUARA
ENIM - Kecelakaan maut terjadi di pelintasan kereta api (KA) tanpa
palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam, Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12)
sekitar pukul 10.30 WIB. Korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian
setelah sempat terseret 15 meter lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
MUARA
ENIM - Kecelakaan maut terjadi di pelintasan kereta api (KA) tanpa
palang pintu di Dusun 1 Desa Sigam, Kecamatan Gelumbang, kemarin (29/12)
sekitar pukul 10.30 WIB. Korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian
setelah sempat terseret 15 meter lalu terpental.
Korbannya, Edi (60), pengendara motor
Honda Vario nopol BG 3872 OD. Warga Kampung 3 Desa Sigam I itu tertabrak
kereta api penumpang Serelo jurusan Kertapati-Lubuklinggau No. Lok
201-9301. "Penyebab terjadinya lakalantas tersebut diduga karena
pengendara motor tidak memperhatikan kereta api yang akan melintas
sehingga tertabrak," ujar Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto didampingi
Kasubag Humas Iptu Arsyad AR melalui Kasatlantas AKP M Yakin Rusdi.
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Korban tewas dengan luka patah kaki kanan, pecah batok kepala. Dijelaskannya, dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, berawal ketika motor yang dikendarai korban berjalan dari Kampung 3 hendak menuju ke Kampung 1 Desa Sigam, Gelumbang.
Setiba di pelintasan tanpa pintu, di saat bersamaan datang kereta api jurusan Kertapati-Lubuklinggau melaju dari arah kanan. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, korban tak bisa menghindar dan tertabrak. "Dari keterangan saksi, tubuh korban sempat terseret kereta api hingga sejauh 15 meter dan terpental ke arah sebelah kiri rel kereta api arah ke Prabumulih," ujarnya.
Aparat yang mengetahui hal itu lalu membawa korban ke Puskesmas Gelumbang untuk dilakukan visum et repertum, sementara sepeda motor korban dalam keadaan rusak berat dan telah diamankan.
Nursalam (39), tetangga korban mengatakan, korban sudah berusia lanjut tinggal sendirian di rumahnya. "Anak-anak korban semuanya tinggal di Pulau Jawa dan korban hanya tinggal sendirian di rumah," ujar Nursalam.
Pada hari kejadian, menurut Nursalam, biasanya Edi hendak pergi menyadap karet dan selalu memakai helm. "Biasanya dia tiap pagi nak nakok (nyadap, red) karet di kebun. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, korban tidak melihat adanya kereta api yang lewat," tukas Nursalam. (roz/vin/ce2)
Leave your comment
Post a Comment